Minggu, 05 September 2010

REKOMENDASI SEMILOKA KEBUDAYAAN BETAWI 2010

REKOMENDASI
SEMILOKA KEBUDAYAAN BETAWI


Pengantar

Seminar dan Lokakarya (Semiloka) Kebudayaan Betawi berlangsung di Hotel Borobudur, Jakarta, 26—28 Juni 2010 dan diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta.

Setelah mendengar dan memperhatikan:

Sambutan-sambutan yang disampaikan oleh:
1 Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Dr. Arie Budiman
2 Gubernur DKI Jakarta Dr. Ing. Fauzi Bowo

Makalah/paparan langsung yang disampaikan oleh:
1. Marco Kusumawijaya, “Ruang Khalayak dan Kebudayaan”.
2. Hendry M. Ali, pengalam kemiskinan di Jakarta (paparan langsung).
3. Fachry Ali, Keislaman Orang Betawi (paparan langsung).
4. Cecep Effendi, “Mencari Ruang dan Identitas Politik Warga Betawi di Antara Tumpang-tindih Peran Provinsi DKI Jakarta”.
5. Yulianti Parani, “Identitas Etnik Budaya Urban Jakarta”.

Pembahasan, tanggapan, dan tanya jawab dalam sidang-sidang:

1) . Pembahas dan Narasumber:
a. Tommy Christommy, Zeffry Alkatiri, Ade Darmawan dan Nirwono Yoga terhadap makalah Marco Kusumawijaya.
b. Paulus Wirotomo, Mona Lohanda, Lutfi Hakim, Suma Mihardja terhadap pengalaman langsung Hendry M. Ali.
c. K.H. Syaifuddin Amsir dan Hj. Tuti Alawiyah terhadap paparan Fachry Ali.
d. J.J. Rizal, Tamrin Amal Tomagola, Amarullah Asbah, dan Wanda Hamidah terhadap makalah Cecep Effendi.
e. Zen Hae, Yahya Andi Saputra, David Kwa, Jali Jalut, dan Ali Sabeni terhadap makalah Yulianti Parani.

2). Tanggapan-tanggapan dan tanya-jawab dari para peserta.


MEMUTUSKAN:

Menetapkan:
Kesimpulan-kesimpulan Semiloka Kebudayaan Betawi 2010 sebagai berikut:

I
PENGANTAR
II
Semiloka ini bertujuan untuk membahas secara mendalam dan ilmiah perkembangan mutakhir masyarakat dan kebudayaan Betawi, terutama dalam hubungannya dengan perkembangan metropolitan Jakarta. Juga untuk melanjutkan tradisi pemikiran kritis tentang masyarakat dan kebudayaan Betawi yang pernah ada di masa-masa sebelumnya.
III
Kebudayaan Betawi adalah hasil pertemuan dan persilangan berbagai anasir kebudayaan suku-bangsa yang datang dan mendiami wilayah Jakarta dan sekitarnya yang diwariskan melalui proses sejarah.
Kebudayaan Betawi adalah keseluruhan sistem pengetahuan masyarakat Betawi yang maujud dalam berbagai bentuk, seperti bahasa, cerita rakyat, musik rakyat, kepercayaan, teater rakyat, tarian, adat-istiadat, perayaan dan ritual daur hidup, pencak silat, arsitektur, obat dan pengobatan, kuliner, busana, sistem kekerabatan, sistem kepemimpinan, permainan rakyat, dan lain-lain.


REKOMENDASI

POLITIK

1 Mendesak Pemerintah Pusat untuk segera mengeluarkan Peraturan Pemerintah berkaitan dengan UU No. 29 Tahun 2007 tentang Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, khususnya pasal 26 ayat 6 tentang melestarikan dan mengembangkan budaya masyarakat Betawi.
2 Mendesak Pemprov DKI Jakarta untuk segera membuat Peraturan Daerah (Perda) tentang budaya masyarakat Betawi untuk menjalankan amanat UU No. 29 Tahun 2007.
3Mendesak Pemprov DKI Jakarta untuk segera membuat Peraturan Daerah (Perda) tentang muatan lokal budaya masyarakat Betawi merujuk UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional/Permendiknas No.19 Tahun 2007.
4 Mendesak Gubernur dan DPRD Pemprov DKI Jakarta agar mengalokasikan anggaran proporsional, adil, dan sesuai dengan kebutuhan, sekurang-kurangnya 20% untuk budaya masyarakat Betawi.
5 Mendesak Pemprov DKI Jakarta untuk segera membuat Peraturan Daerah (Perda) tentang Festival Budaya Betawi dan Lebaran Betawi.

SOSIAL BUDAYA

1. Mendesak Pemprov DKI Jakarta untuk melakukan penguatan dan pemberdayaan yang lebih intensif terhadap Bamus Betawi, Lembaga Kebudayaan Betawi, dan organisasi masyarakat Betawi serta potensi masyarakat Betawi lainnya.
2. Mendesak Pemprov DKI Jakarta untuk membangun Pusat Kebudayaan Betawi dan Gedung Kesenian Betawi.
3. Mendesak Pemprov DKI Jakarta untuk menginventarisasikan Seni & Budaya Betawi serta mendaftarkan Hak Kekayaan Tradisional Indonesia ke DEPKUMHAM RI.
4. Pemberian jaminan sosial kepada seniman dan budayawan Betawi.
5Pemberian dana bantuan pembinaan terhadap sanggar-sanggar seni budaya Betawi.
6. Melestarikan lingkungan dan bangunan cagar budaya di Jakarta dengan melibatkan potensi masyarakat Betawi.
7. Mendesak Pemprov DKI Jakarta untuk melaksanakan Kongres Kebudayaan Betawi dan segera membentuk POKJA (kelompok kerja) yang bertugas menyiapkan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Kongres Kebudayaan Betawi pada tahun 2011
8. Mengoptimalisasikan kinerja Balai Latihan Kesenian (BLK) di lima (5) wilayah Kota/ Kabupaten untuk kesenian Betawi.
9. Mendesak Dewan Kesenian Jakarta untuk mengoptimalisasikan pementasan seni-budaya Betawi di Taman Ismail Marzuki.
10. Mendorong Lembaga Kebudayaan Betawi untuk menjadi lembaga sertifikasi kesenian Betawi.


PENDIDIKAN

1. Mendesak Pemprov DKI Jakarta mengalokasikan beasiswa untuk pelajar dan mahasiswa Betawi
2. Mendesak Pemprov DKI Jakarta untuk membangun asrama mahasiswa Betawi yang ada di daerah (di luar Provinsi DKI Jakarta).
3. Mendesak Pemprov DKI Jakarta untuk memfasilitasi perguruan tinggi yang memiliki lembaga kajian/pusat studi budaya Betawi
4. Mendesak Pemprov DKI Jakarta untuk mendirikan Sekolah Menengah Kejuruan Seni dan Budaya Betawi.


AGAMA

1. Menempatkan potensi masyarakat Betawi yang berkompeten dan berkualitas di Jakarta Islamic Center (JIC).
2. Optimalisasi kebudayaan Betawi yang kental dengan kebudayaan Islam di Jakarta Islamic Center (JIC).
3. Melestarikan dan mengembangkan halqoh dan majelis taklim kaum Betawi.
4. Melakukan inventarisasi dan mensosialisasikan hasil karya ulama Betawi.


Jakarta, 30 Juni 2010

Tim Perumus

1. Chairil Gibran Ramadhan
2. JJ Rizal
3. Muhammad Ichwan Ridwan
4. Zeffry Alkatiri
5. Zen Hae


FOTO:
Semiloka Kebudayaan Betawi di Hotel Borobudur, Jakarta, 26-28 Juni 2010. Kika: Yahya Andi Saputra (UI), Zen Hae (DKJ), David Kwa (budayawan Tionghoa), CGR, Bpk. Rojali (seniman gambang kromong), Bpk. Ali Sabeni (seniman sambrah), Ibu Yulianti Parani Ph. D (IKJ). Foto: Latief Mahmud.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar