Selamat Datang di Gerbang
(Pengantar: Prof. DR. Wahyu Wibowo, Dekan FBS Univ. Nasional, Jakarta)
Apakah makna sebuah jurnal bagi
suatu komunitas? Kalau menilik jurnal yang Anda pegang ini, sejatinya nama Stamboel:
Journal of Betawi Socio-Cultural Studies (Dari Batavia sampai Jakarta) telah
memiliki makna aksiologisnya. Ia tidak hanya merujuk pada beberapa judul utama
lagu dalam musik gambang kromong, keroncong, atau sandiwara yang dimainkan
untuk para bangsawan (bila memang demikian misalnya), tetapi juga merujuk pada
aktivitas kebudayaan tertentu—dalam hal ini kebudayaan Betawi, dari masa
Batavia hingga Jakarta—yang tentu saja diharapkan bervisikan akademik
yang kritis dan etis. Pasalnya, suatu kebudayaan tanpa pengawalan penulisan
jurnal, diandaikan akan mematikan nilai-nilai kebudayaan tersebut. Artinya,
dengan demikian, kehadiran Stamboel mesti
disikapi dengan hangat dan dengan tangan terbuka.
Istilah ”jurnal” itu sendiri berarti
”laporan”, yang dalam konteks akademik dewasa ini dapat dimaknai sebagai laporan
penelitian akademik berbentuk artikel ilmiah. Itu sebabnya, Stamboel diharapkan
juga mesti diisi oleh artikel ilmiah yang berkaitan dengan kebetawian. Hal ini
harus dianggap penting, mengingat eksistensi Stamboel akan kian mantap justru
sebagai wadah percurahan pemikiran kalangan akademik yang bergerak di lapangan
kebudayaan Betawi, baik mereka yang berasal dari kalangan Betawi sendiri maupun
yang berasal dari perguruan tinggi. Sebagaimana visi yang diharapkan, yakni
sebagai ”wadah percurahan hasil penelitian kebudayaan Betawi dan sekaligus
wadah ekspresi seni dan budaya Betawi”, Stamboel
memang diharapkan menampilkan diri sebagai sosok kuat pengawal kebudayaan
Betawi. Tentu saja harapan ini mudah dipahami, mengingat penelitian dan hasil
ekspresi seni dan budaya Betawi tersebut mewujud sebagai ”rekaman” karena
ditulis. ”Rekaman” ini pada akhirnya akan menjelma sebagai dokumentasi yang
dapat dijadikan rujukan oleh generasi muda Betawi dalam berkehidupannya, atau
kalangan lain yang menaruh perhatian pada luasnya Dunia Betawi. Ingatlah,
bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki budaya tulis-menulis.
Dengan demikian, Stamboel juga diharapkan akan tumbuh
sebagai trendsetter penelitian kebudayaan Betawi sekaligus ekspresi seni dan
budaya Betawi yang kontemporer dan berwawasan kebangsaan (bukan sekadar
pengekor teori dan konsep Barat). Kendati demikian, harapan ini tidak akan
berjalan mulus tanpa diiringi oleh bangkitnya semangat menulis di kalangan etnis Betawi itu sendiri dan kalangan
lain yang menaruh perhatian pada Betawi. Hal yang mungkin telah kita ketahui,
berlaku adagium di dunia akademik
bahwa seseorang yang dianggap ”jawara” tidak akan dianggap sebelah mata tanpa
memiliki tulisan. Dalam ucapan lain, tanpa karya tulis, seseorang tetap saja
akan dianggap sebagai ”jawara kandang”.
“Selamat datang di gerbang.”
________
Edisi perdana “Stamboel: Journal of
Betawi Socio-Cultural Studies (Dari Batavia sampai Jakarta)”. Terbit Oktober
2012, di Bulan Bahasa. Hasil kerjasama Penerbit Padasan
dengan Betawi Center Foundation dan Forum Sastra Betawi. ISSN: 2302-5484, kertas: bookpaper, soft-cover, 15x23cm, 118 hlmn, limited edition: 100
eksemplar. Perancang sampul & isi: Sarifudin Anwar.
Memuat tulisan Abdul Chaer (Pakar
Bahasa Melayu Jakarta), Adji Subela (Esais), Chairil Gibran Ramadhan (Penulis), Fadjriah
Nurdiarsih (Editor), Firman Muntaco (Sastrawan Betawi), Mega Trianasari
Soendoro (Guru Sejarah), Mh Hamdan (Dosen Univ. Nasional), Dr. Mona Lohanda
(Sejarawan & Arsiparis Arsip Nasional RI), Prof. Dr. Wahyu Wibowo (Dekan FBS Univ. Nasional), Yanwardi Natadipura (Pengamat Bahasa), Prof.
Dr. Yusmar Yusuf (Guru Besar Univ. Riau), dan Dr. H. Zeffry Alkatiri (Penyair
& Dosen FIB-UI).
FACEBOOK:
https://www.facebook.com/stamboel.journal?fref=ts
PAGE:
https://www.facebook.com/pages/Stamboel-Journal-of-Betawi-Socio-Cultural-Studies/356877844403054?fref=ts
PEMESANAN: Hubungi inbox facebook
Stamboel Journal. Harga: Rp. 65.000,- plus ongkos kirim Rp. 15.000,- (Jawa) dan
Rp. 20.000,- (luar Jawa).